Kerajinan Dari Kulit Jagung & Pelepah Pisang Jatim Tembus Pasar Internasional
Kerajinan Kayu
Kerajinan Kayu disini menggunakan kayu Mahoni dan kayu Sonokeling. Kayu Mahoni teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah muda sampai merah tua. Kerajinan Kayu dengan menggunakan kayu mahoni akan tampak kelihatan bagus dan menarik. Sedangkan kayu Sonokeling memiliki serat kayu yang juga sangat indah, berwarna ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Kayu Sonokeling selain indah juga kuat dan awet. Jadi Kerajinan Kayu dari kayu Sonokeling mempunyai bentuk yang indah dan kuat.
KATALOG KERAJINAN KAYU
Seni Kerajinan dari Kain Perca
Deskripsi Produk » | |||
Kain perca (patchwork) merupakan kain yang dipotong kecil dalam bentuk tertentu, dengan sedikit sentuhan seni, ternyata dari kain perca ini bisa dihasilkan bermacam-macam produk, mulai dari selimut, keset, tatakan piring, sprei, hingga tas.
Paket Ebook Pathcwork ini berisi beragam tehnik bermain-main dengan kain perca. Mulai dari yang sederhana hingga pola yang agak rumit. Tiap ebook berisi beberapa project.
Beberapa contoh hasil ketrampilan yang tercantum dalam ebook patchwork
|
Tehnik Membuat Bunga Dari Sabun
- 1 buah Sabun Mandi ( Giv )
- 5 sdm Air Panas
- Tepung Maizena ( tepung jagung ) secukupnya
- Pewarna secukupnya
- Sabun Mandi diparut dengan parutan kelapa
- Campur dengan air panas dan diaduk sampai rata
- Jika mau menggunakan pewarna masukkan beberapa tetes pewarna makanan
- Masukkan tepung maizena
- Bentuk menjadi bunga sesuai selera ( mawar kembang dan kuncup, alicia, melati, matahari, anthurium, dll
Cara Membuat Kerajinan Tangan dari Pelepah Pisang
Tips membuat kerajinan Tangan dari Pelepah Pisang
Pelepah Pisang. Jenis pisang bebas, pelepah pisang yang baik adalah yang sudah kering dipohon, kondisi pelepah pisang benar-benar kering (tidak basah atau lembab), pelepah tidak perlu dijemur di sinar matahari (cukup diangin-anginkan saja). Tidak perlu menggunakan bahan pengawet atau ditambah pewarna buatan, karena akan menghilangkan kesan alami lukisan. Corak warna pelepah pisang yang akan digunakan disesuaikan dengan kebutuhan pelukis, sesuai dengan gaya dan tema lukisan. Lukisan yang sudah jadi tidak perlu di vernis (bahan pengkilap lukisan). Supaya lebih indah bisa dipakai pigura dan kaca. Agar lukisan awet dan tahan lama, hindari lukisan dari basah/lembab.
Lem. Tidak ada jenis lem khusus untuk lukisan ini. Lem yang biasa digunakan contohnya ; lem kertas biasa (yang berbahan dasar tepung singkong/kanji/aci, Lem merek FOX yang biasa dijual dipasaran. Lem FOX lebih sering penulis gunakan, karena daya rekatnya yang cukup kuat, walaupun harganya agak sedikit lebih mahal.
Triplek. Biasanya digunakan untuk dasar lukisan. Selain triplek dapat juga digunakan bahan-bahan lain, seperti karton tebal, kayu, dll.
Cara Penempelan Pelepah Pisang, Teknik menempel bebas. Untuk melukis pemandangan, kaligrafi, hewan2, manusia, biasanya penulis menempel latar belakangnya dulu, baru yang terakhir detailnya. Seperti contoh Lukisan Kaligrafi, pertama tempellah latar belakang yang berwarna gelap semua, setelah kering baru tempel tulisan kaligrafinya yang berwarna terang. Agar hasil tempelan merata dan kuat, biasanya setelah pelepah pisang ditempel, lukisan diberi pemberat diatasnya hingga lem kering (seperti dengan kaca tebal, kayu pemberat, buku yang tebal, dll), tujuannya agar lem menempel merata disetiap bagian pelepah pisang yang ditempel.
Untuk tahap tahap pertama, memang dibutuh keuletan dan kesabaran ekstra untuk membuat kerajinan tangan ini, karena bahan dan alat ini tidak lazim digunakan untuk tujuan melukis. Tetapi bila telah mahir dan teknik melukisnya telah didapat sendiri, akan diperoleh sebuah lukisan yang unik dan agak sulit untuk ditiru orang, sehingga nilai jualnya juga lebih baik.
Kerajinan Sampah Plastik
CARA MENGOLAH SAMPAH PLASTIK MENJADI KERAJINAN
Kerajinan Rotan
Kerajinan Tangan Dari Karton Bekas Wadah Telur !
PENDIDIKAN SENI TENTANG PERKEMBANGAN SENI DI WILAYAH TIMUR
PERKEMBANGAN SENI TIMUR
Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun
masehi, dibeberapa tempat di daerah timur sudah memperlihatkan suatu
kebudayaan yang bermutu tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur
maupun di daerah barat
Kesenian timur pada awal perkembangannya
berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga
daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing –
masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya
1. Kesenian Mesir Kuno
Daerah
sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang
dapat memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat
mengembangkan kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah
mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan
yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan
berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus kematian, kultus Raja dan
kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa),
seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan sebaginya,
dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang
bersifat sacral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi,
seni lukis, seni patung sampai pada bangunan – bangunan yang monumental
dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung dibuat dari batu
kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat
kita lihat sampai sekarang
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan
makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk
limas segi empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke
kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu
Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap
sebagi keajaiban dunia
Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
- Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karnak
- Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu Simbel
b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:
-
Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri
tegap, tangan kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan
kedepan
- Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri – cirinya
sama dengan kourus hanya kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain
lengkap. patung dalam bentuk lain disebut Sphynx, yaitu patung berkepala
Raja berbadan singa
c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno
Ditemukan
pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan
bersifat dekoratifilustratif dan simbolis. Sedangkan cara menggambar
objeknya yaitu:
- Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat sebenarnya
-
Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya
objek bukan ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan
martabat orang yang digambarkan. Misalnya gambar seorang Raja lebih
besar dari pada rakyatnya
d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno
Sesuai
dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal
seni Tari dan musik. Hal ini berdasarkan pahatn mereka (relief) pada
dinding bangunan. Diantaranya terdapat adegan yang sedang memainkan
suling dan harva serta adegan Tari Tarian ritual sesuai dengan
kepercayaan mereka pada saat itu
2. Kesenian Mesopotamia
Mesopotamia
adalah suatu daratan yang terletak antara sungai Efrat dan sungai
Tigris. Masyarakatnya makmur sehingga kebudayaannya berkembang dengan
baik, telah mengenal berbagai ilmu pengetahuan dan tulisan yang disebut
tulisan Paku
Daerah ini merupakan lalu lintas yang sangat ramai dan
sering dijadikan sasaran invansi oleh berbagai bangsa, antara lain oleh
bangsa Sumeria, Babilonia, Asiria dan Persia
Masyarakat Mesopotamia
tidak mengenal kultus kematian sehingga jarang ditemukan makam sebagai
bentuk arsitektur yang khas. Keseniannya lebih bersifat duniawi, tetapi
sisa – sisa peninggalannya tidak sampai ke jaman kita karena:
- Mengunakan bahan yang tidak tahan lama (batu bata)
- Sering terjadi bencana banjir
- Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan (perang)
a. Seni Bangunan Mesopotamia
-
Istana, dengan ciri – ciri: menggunakan konstruksi lengkung tong tanpa
menggunakan tiang. Pada bagian pintu gerbang terdapat patung penjaga
Ambang, yaitu patung berkepala Raja dan berbadan banteng dan bersayap.
Contohnya istana Sargon II di Khorzabad
- Ziggurat, yaitu sejenis menara bertingkat berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai banguan suci
- Stele, yaitu sejenis tugu batu yang permukaannya diberi relief tentang suatu peristiwa, contohnya Stele Hamurabi
b. Seni Patung, ciri – cirinya:
- Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
- Ptung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan
- Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan
c. Seni relief
- Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
- Relief Asiria: bertemakan tentang kekerasan
3. Kesenian India
Kebudayaan
purba India berkembang sekitar 3000 SM di lembah sungai Indus –
Pakistan. Dari beberapa hasil temuan ternyata sudah menunjukan suatu
bentuk kebudayaan yang bermutu tinggi. Tetapi masih belum memberikan
gambaran secara lengkap tentang peninggalannya, Karena masih belum
banyak ditemukan
Peninggalan – peninggalanya antara lain:
a. Seni
bangunan, contohnya reruntuhan bangunan yang ditemukan di dua kota
lama (Mahenjo – Daro dan Harapa) menggunakan batu bata, penempatan
bangunan dengan system sentral dan sudah ada bangunan yang bertingkat
b. Seni patung, berbaga naturalis dan stilasi terbuat dari batu logam dan kayu
c.
Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang
diberi gambar binatang (badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai
sekarang masih belum bisa dibaca
Kemudian sejak munculnya ajaran
Hindu – Budha maka berkembang berkembang kebudayaan yang bercorak
khusus. Bentuk keseniannya mengarah pada gaya perlambangan (simbolisme)
dengan berpedoman pada buku seni disebut “Silfa Sastra”
Peninggalan – peninggalan itu adalah;
a. Seni Banguanan India
- Stamba (Tugu Asoka) berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Budha
- Stupa (caitya) berfungsi sebagai lambang ajaran Budha
- Kuil Budha (Chaitya Griha) merupakan bangunan tempat meditasi para pendeta Budha
b. Seni Patung India
Ketika
masyarakat Budha masih bersifat Ai-Iconis (tidak mengenal patung
sebagai media pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan dalam bentuk
perlambangan saja, seperti Tahta Budha, Cakra Budha atau Telapak Kaki
Budha. Kemudian setelah India mendapat pengaruh dari kesenian
Yunani-Romawi, barulah Budha diwujudkan dalam bentuk patung manusia
dengan ciri – ciri masih memperlihatkan gaya seni patung Yunani (Dewi
Apolo). Ciri – cirinya yaitu: bergaya realis, muka lonjong, rambut
bergelombang dan sikap duduk kaki berjuntai. Dalam perkembangan
selanjutnya seni patung India memperlihatkan ciri khasnya, yaitu raut
muka seperti orang India, duduk bersila dengan sikap tangan tertentu
yang mengandung atri (Mujra)
c. Seni Lukis dan Seni Relief India
Peninggalan
seni relief India terdapat pada dinding di dalam biara – biara
menggunakan teknik fresco yaitu melukis yang dikerjakan ketika
dindingnya masih basah sedangkan seni reliefnya banyak terdapat pada
dinding – dinding candi Hindu
Seni Rupa Indonesia Islam
D. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar
abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka
menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing –
masing, maka timbul akulturasi kebudayaan
Seni rupa Islam juga
dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian
kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan
penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni
di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media
seni wayang
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1. Mesjid
Pengaruh
hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun
ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid
Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2. Istana
Istana / keraton
berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat
kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat
kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur
makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi
non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti
punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang
diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh
dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup
b. Seni Kaligrafi
Seni
kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian
Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian
ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi
dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
c. Seni Hias
Seni
hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis,
maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau
diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan
E. Seni Rupa Indonesi Modern
Istilah
“modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang
terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam
perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari penjajahan
1. Masa Perintis
Dimulai dari
prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman
Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia
ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan
sebagai bapak perintis seni lukisan modern
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai
dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter
Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis
Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr,
Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI
(Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang
diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan
anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa
(pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman
Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan
Indonesia
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman
Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan
Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto
Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga
kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat
sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar
seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda
(SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI)
Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada
tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia)
yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia)
yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan
Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang
dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga
Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap
IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada
tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal
maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri
Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll
F. Aliran – Aliran Seni Lukis
Aliran
seni lukis muncul di eropa pada abd ke 19 yang dipengaruhi oleh pesatya
perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori – teori baru
itu kemudian dijadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok
pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni:
1.
Kalsisisme, cirinya: Objek lukisan seperti dibuat – buat dekoratif,
berkesan indah dan elok. Tokohnya: Watteau, Ringaud, Viee Lebrun,
Fragnorad dan Marisot Boucher
2. Neoklasisisme, cirinya objek lukisan
sekitar lingungan istana dan tokoh agama, bersifat intelektual dan
akademis. Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan tenang dan
agung. Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres
3.
Romantisme, cirinya: bertemakan tentang cerita yang dahsyat atau
kegemilangan sejarah dan peristiwa yang menggugah perasaan, emosional
kaya dengan warna dan kontras cahaya, kesan gerak lebih menonjol bahkan
melebihi kejadian sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix,
Cemille Corot, Rouseau. Millet dll
4. Realisme, cirinya:
mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dengan objek lukisan tentang
rakyat jelata, kemiskinan atau kepahitan hidup, penderitaan dan
kesibukan – kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik
Breitner
5. Naturalisme, cirinya: melukis objek alam / pemandangan
secara visual (forografis) tanpa ada penafsiran lain. Pelukisnya; Rudolf
Bonnet, Le Mayeur, R. Locatelli dab Albercth Durer
6. Improsionisme,
cirinya: melukis kesan alam secara langsung dan cepat berdasarkan
kaidah hukum cahaya, garis kontur / blabar dan kaya dengan warna,
pelukisnya : Claude Monet, Degas, Pisarro dll
7. Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan efek cahaya dan warna, pelukisnya Seurat
8.
Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya
menyimpang dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis
dana menggunakan warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh
dan para pengikutnya: Emil Nolde, Karl Scmidt dan Mondesohn
9.
Kubisme, ada dua jenis yaitu Kubisme Analitis cirinya objek lukisan
menyerupai susunan balok / kubus yang berkesan 3 dimensi, dan kubisme
sintesis cirinya objek lukisan menyerupai susunan bidang trasparan yang
berkesan 2 dimensi. Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris,
dan Fernand Leger
10. Futurisme, cirinya: menampilkan kesan gerak
pada objek dengan cara pengulangan bentuk yang berubah - rubah arah.
Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra
11. Abstrak, cirinya
melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia
nyata dengan mempergunakan kesatuan garis, bidang, warna dan unsur seni
rupa lainnya. Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich
12.
Dadaisme, cirinya: lukisan seperti kekanak – kekanakan, nihilistic,
naïf, lucu, menolak hukum seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee
13.
Surrealisme, cirinya: objek lukisan tampak aneh dan asing seolah – olah
hanya terdapat di alam impian , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall
Joan Miro dll.
14. Pop Art, cirinya: berkesan seolah – olah sindiran,
karikatur, humor dan apa adanya dari objek aa saja dapat ditampilkan
walaupun tidak lajim dalam karya seni, senimannya Tom Waselman, Cristo
dan lain – lain
15. Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif
dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris atau garis – garis yang
diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna – warna
cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warhol